Cuap-cuap Novel : The Truth About Forever
Akhir tahun 2014 lalu gue sempet menuliskan sinopsis (di cover
belakang) yang lebih mirip pesan moral novel karya Orizuka ini. Kesempatan kali
ini gue mau sedikit menularkan hobi lain gue, menikmati teenlit. Sedikit curhat
nih *udah sering kali nggi* selain hobi nongkrong depan laptop buat menonton
drama korea, gue juga punya hobi yang mujarab membunuh waktu yaitu membaca.
Walau level bacaan gue masih sekitaran novel romatis atau teenlit remaja. Gue
masih sukar bok buat baca buku yang bisa menambah intelektual :D. Zamannya
sekolah pun gue paling sebel sama yang namanya buku paket, pengecualian mapel
B. Indonesia karena masih terselip beberapa cerpen dan sejenis fiksi lainnya.
Orizuka adalah salah satu penulis made in Indonesia favorit gue. Tulisannya yang ringan-khas teenlit tapi sarat makna jadi candu tersendiri bagi gue. The Truth About Forever ini bukan buku baru, cetakan pertama itu sekitar tahun 2011 dan di cetak ulang tahun 2014 (atau 2013?). Gue termasuk orang yang terlambat karena baru membacanya ditahun cetakan kedua pas SMA. TTAF punya tagline yang ngena abis : Kebencian Membuatmu Kesepian. Dan punya sinopsis yang bukan ngebocorin jalan cerita tapi bikin merinding.
cover baru, gambar pinjem dr http://catatan-zakiakhairunnisa.blogspot.co.id/2013/11/the-truth-about-forever-by-orizuka.html |
Berbekal dendam kesumat yang bergejolak dan uang yang sangat
sedikit Yogas akhirnya hanya bisa tinggal di sebuah kosan bobrok. Yogas
bertekad tidak akan memikirkan hal lain selain menemukan Joe, orang yang
dicarinya. Ia tidak ingin berurusan dengan manusia lain toh nantinya ia juga
akan pergi. Tapi takdir berkata lain Yogas malah bertetangga dengan Kana,
mahasiswi cerewet yang kepo- menurut penilaian Yogas. Melihat Yogas yang “sok
misterius” dan kaku Kana gak heran waktu Yogas mengaku kalau ia berasal dari
planet Mars, Kana yakin Yogas adalah anak yang punya kelainan jiwa.
Melihat sedikit ulasan gue diatas sudah bisa ditebak kalau Yogas dan Kana akhirnya jatuh cinta. Tapi yang terpenting disini adalah proses dan menemukan alasan balas dendam Yogas. Karena saat awal-awal cerita gue juga di buat nebak-nebak. Gue ngenes sendiri melihat kehidupan suram Yogas. Dan meringis dengan semua kata-kata ketus Yogas pada Kana, gue aja yang baca sakit hati. Segala kebohongan demi kebohongan (yang mana gue juga hampir percaya seperti Kana) di ucapkan Yogas untuk menjauhkan Kana darinya, meskipun Kana bersedia tetap mendampingi Yogas setelah tahu Yogas adalah seorang ODHA (penderita HIV) *gue gak bisa nahan spoiler >.<*. Gue juga ikut merasa gregetan saat Yogas akhirnya ketemu dengan sumber kemalangan hidupnya. Seriusan gue dukung banget kalo Yogas bunuh si Joe -_-
Gue suka banget cara nya Orizuka mengombang-ambing emosi gue
yang memang pada dasarnya udah baperan. Entah kenapa gue suka banget adegan
tokoh utama cowok menangis, mau di novel atau drama korea. Bukan berarti gue
menikmati kesengsaraan hidup Yogas juga sih.. Cuma gue merasa itu adalah sebuah
panggilan kalau mereka itu butuh gue sebagai sandaran hati *delusi liar
kambuh*. Novel ini gak melulu buat gue meringis kok banyak adegan-adegan lucu
juga, seperti adegan saat Yogas berkata “34A” saat melihat bra warna pink Kana
yang terjatuh di dekatnya, gue ngakak-ngakak ngebayangin gimana malunya Kana.
Gue juga dibuat terharu dengan dialog Kana :
“Yogas, setelah sekian tahun bertanya-tanya untuk apa aku
dilahirkan? Dan sekarang aku tahu jawabannya. Untuk bertemu denganmu. Untuk
membuat perubahan. Dan untuk hidup bersama perubahan itu..”
Hal spesial lainnya dari novel ini adalah Orizuka membagikan
info penting seputar HIV/AIDS dengan menyelipkannya di berbagai dialog. Satu
dialog yang gue ingat adalah “Gas, bukannya kamu paling tau kalau virus HIV gak
menular lewat air liur?” Jadi sebenarnya Orizuka mengajak kita untuk
menghentikan tindak diskriminasi terhadap ODHA dengan cara jauh dari kesan
menggurui.
Dari sekian banyak teenlit yang gue baca, jujur aja The
Truth About Forever adalah teenlit paling berkesan. Karena gue pernah dapet
sumpah serapah dari salah satu teman gue setelah dia baca TTAF karena hasil
rekomendasi gue. Gue kira efek gue nangis-nagis bombay dulu adalah karena jiwa
ababil SMA aja, tapi waktu gue baca untuk kedua kalinya kemarin gue pun
menyadari jika semakin bertambah usia maka tingkat kebaperan lo pun meningkat,
di perparah jika lo doyan mengkonsumsi drama korea berbarengan dengan
teenlit-teenlit. Jiwa muda terus deh :D
By the way.. Gue ngarep banget deh TTAF bisa di adaptasi
jadi drakor^^.
2 komentar
Kalo TTAF dijadiin DraKor enaknya siapa yah yang meranin Yogas, Kana & Joe ? :D
BalasHapusaku mah ps baca ngebayangin Yogas teh Song Joong Ki teh 😁 cocok ja gtu kyak KangMaRu penuh dendam tp wajahnya melow innocent
HapusBagaimanapun kronologisnya kalian bisa sampai di Notes gue ini, entah sengaja karena suka tulisan gue atau karena nyasar semata, pokoknya terima kasih karena sudah mau berkunjung dan berkomentar ^^