Welcome to my notes !

Anggiify Notes

Notes suka-suka



Ketika dapat hari libur karena Idul Adha gue sudah punya rencana kepingin nonton Train to Busan di bioskop. Bukan sekedar pingin sih tapi gue udah ke level ngebet, like finally film yang sudah gue tunggu penayangan nya sejak satu tahun terakhir rilis juga. Baru kali ini gue nunggu tanggal merah sambil degdegan udah kaya di kedipin gebetan. Nyata nya manusia memang Cuma bisa berencana, karena satu dan hal lain gagal lah rencana ngedate gue dengan Mas Gong Yoo. Tapi benar kata Afgan kalau “Jodoh Pasti Bertemu” besok nya hasrat ‘ngidam’ gue terpenuhi walau Cuma bisa nonton lewat small screen.

Gue masih tipe penonton kacangan yang kalau mau nonton sesuatu masih mempertimbangkan siapa pemainnya. Bukan masalah jelek atau ganteng tapi lebih ke- gue kenal mereka atau enggak [Yah, meski ‘kenal’ yang gue maksud bukanlah dalam artian sebagaimana mestinya]. Nah, Train to Busan ini di banjiri sama nama pemain yang sudah gak asing bagi gue dan proyek-proyek mereka banyak yang gue suka, tema yang di angkat juga menarik  yaitu tentang zombie apocalypse yang di kemas dalam genre thriller. Jadilah gue bisa se-ngebet ini.

Cerita bermula ketika Soo An (Kim Soo Ahn) minta di izinkan untuk merayakan ulang tahunnya bersama sang ibu yang tinggal di Busan. Sang ayah, Seok Woo (Gong Yoo) yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya  meminta Soo An untuk pergi lain waktu saja tapi Soo An keukeuh ingin pergi besok meski tanpa diantar ayahnya. Akhirnya Seok Woo rela cuti demi mengantar Soo An ke rumah mantan istrinya dengan naik kereta KTX.

Tanpa di sadari ada seorang wanita muda yang  sudah terinfeksi virus zombie ikut naik ke dalam kereta dan menggigit salah satu petugas kereta yang kemudian turut berubah menjadi jombi. Sialnya virus jombi menyebar sangat cepat, tanpa ada jeda waktu ketika sesorang sudah di gigit oleh sebuah/seekor/seonggok jombi maka si orang tersebut langsung berubah dan secepat kilat menggigit manusia lainnya. Dari sini ketegangan gue langsung meningkat berkali-kali lipat, jombi nya gak abal-abal, ganas bin beringas.
Saat keributan sudah terjadi di salah satu gerbong belakang, Soo An sedang menelusuri gerbong mencari toilet yang kosong. Seok Woo yang tertidur bangun dan mendapati Soo An tak ada di samping nya, ia langsung mencari Soo An. Feeling seorang ayah cuy.. Tepat saat Seok Woo melihat para jombi menggigiti para penumpang, ia menemukan Soo An dan segera menggendongnya berlari menuju gerbong lainnya untuk menghindari kejaran jombi.
Selain Seok Woo – Soo An ada beberapa pemain yang menjadi sorot utama antara lain, Sang Hwa si suami siaga (Ma Dong Seok) & Istrinya Sung Gyeong (Jung Yu  Mi), remaja sekolah Young Guk (Choi Wooshik) & Jin Hee (Sohee), Dua haelmoni bersaudara dan seorang ahjussi gelandangan. Mereka bersama-sama mencoba bertahan dari serangan para jombi yang ganas.
Baru 40 menit pertama aja gue sudah sesak napas dengan aksi kejar-kejaran nya, di tambah kondisi Sung Gyeong yang sedang hamil besar. Plot nya sangat gak bisa di tebak, ketika gue sudah sedikit merasa lega karena mereka berhasil menghindari satu rintangan, tiba-tiba rintangan lainnya sudah mejeng di depan mata, ketika gue berpikir akan terjadi A malah terjadi B. Dan bukan film Korea namanya kalau tidak menyisipkan unsur drama yang membuat penonton nangis bombay. Train to Busan tidak hanya meyajikan ketegangan yang berkepanjangan tapi juga menampilkan adegan-adengan yang bisa menghabiskan berlembar-lembar tissue.
Sesuai dengan judulnya film ini berfokus pada tokoh-tokoh yang ada di kereta tujuan busan, mencoba bertahan hidup dalam keadaan yang sangat mendesak. Ada yang masih berusaha memikirkan orang lain dan ingin menyelamatkan diri bersama-sama, ada juga yang egois hanya peduli dirinya sendiri. Contohnya karakter yang diperankan ahjussi Kim Eui Sung (gue menyebutnya sebagai ayah Yeon Joo karena peran nya di drama W :D),  Walaupun sangat menjengkelkan tapi gue rasa ini sangat logis.
ahjussi yang bikin penonton emosi >.<
Awas ada jombi!
Tidak di ceritakan dengan jelas cikal bakal virus ini muncul dan apa saja peran pemerintah dalam penanggulangan nya karena memang ya itu dia ‘survival’ nya lah yang di fokuskan. Latar yang di ambil juga berfokus di kereta dan stasiun pemberhentian saja. Jombi disini adalah tipikal jombi yang sangat cepat, bisa berlari, sensitif terhadap suara dan cahaya. Makanya set waktu yang di ambil juga sepanjang siang. Bayangin kalau jombi nya masih bisa melek pas gelap dan set waktu berlanjut sampe malam? selesai nonton may be gue bisa masuk UGD -_-" 
Selain tranformasi manusia yang sudah di gigit kemudian menjadi jombi hal menarik lainya adalah transformasi karakter Seok Woo. Yang awalnya adalah sosok ayah yang workholic, kaku, kurang peduli dengan orang lain kemudian naluri seorang ayah nya muncul karena serangan jombi-jombi [plis, bukan jomblo abadi yah!]. Ia berjuang mati-matian menyelamatkan anaknya dari serangan jombi-jombi horor.

Terakhir gue melihat Gong Yoo itu saat dia bermain di drama BIG, sudah cukup lama sampai akhirnya melihat dia Train to Busan ini sudah cocok sekali jadi Hot appa :D Chaemistry nya dengan Soo An benar-benar apik. Adik kecil ini udah bakal jadi cikal bakal aktris top deh ya ^^ ternyata si dedek ini juga berperan sebagai Il Young kecil di Coin Locker Girl. Duh kecil-kecil udah rajin mejeng di film thriller.. jjang! 
bukan cuma jombi yang bikin jantung degdegan
kenapa si mas harus pake kemeja putih sih?! kan kesan nya jadi maskulin banget gitu *jadi butiran jasjus*
Sesuram apapun story nya kalau ada papabear Ma Dong Seok pasti jadi lebih segar, peran nya sebagai suami siaga di film ini bisa bikin gue senyum-senyum sambil mata berkaca-kaca juga. And for Jung Yu Mi she was the most badass pregnant character i knew >.< gue nonton nya linu sendiri T.T
bumil & suami siaga
Over all Train to Busan itu keren banget! gue gak bisa kasih rating  karena sulit rasanya mendeskripsikan dengan angka. Di Korea aja sudah tembus lebih dari 10 juta penonton gak heran respon positif dari penonton internasioan juga bejibun plus premier nya juga di putar di Festival Film Cannes tahun ini *prok prok prok*. Gue sendiri sudah 4x nonton dalam seminggu, tanpa skip loh :D Kabarnya Train to Busan akan di buat sekuel, gue sih tau dari update twit nya mas Gong Yoo.. semoga doi juga main lagi, hati gue siap kau cabik-cabik lagi mas >.<


btw.. mereka ngedrama bareng boleh juga nih hhihiw

NB : Train to Busan juga sebenarnya merupakan sekuel dari film indie animasi ‘Seoul Station’ yang di buat oleh sutradara yang sama, Yeon Sang Ho. Gue lagi berburu film ini, if you have any information please tell me.




Bulan lalu sistermate rekomdasiin gue untuk nonton film ini, dia nggak nagsih info apa-apa selain “Hong Jong Hyun nya ganteng”. Berhubung gue lagi mager nungguin ending Signal waktu itu jadilah tanpa pikir-pikir lagi gue nurut. Ini film pertama yang gue tonton tanpa gue ketahui secuil informasinya, genre, pemain, sinopsis atau apapun itu. Eh ternyata nonton begini asik juga karena berasa dikasih kejutan-kejutan dari tiap scene-nya.

Film yang udah gue anggurin selama lebih dari 7 bulan akhirnya bisa gue tonton juga. Bukan nggak niat nonton awalnya, tapi karena kalau gue paksain nonton juga percuma karena nggak ada subtitlenya. Pernah sekali gue coba nonton 20 menit awal tapi gue malah frustasi sendiri. Setiap gue buka Subscene gue selalu search keyword “Socialphobia” tapi hasilnya selalu nihil, heran apa nggak ada subber kece yang mau nerjemahin film ini? Wae? Wae?. Padahal gue udah ngebet pengen ngecengin si om Byun. Akhirnya Allah mendengar juga salah satu do’a gue, berkat kepopuleran Ryu Jun Yeol- tanpa perlu gue jelasin juga pada tahu kan alasannya ada juga subber yang nerjemahin film ini.

Masa lalu itu adanya di belakang tapi suka muncul seenak udelnya aja dimasa sekarang. Contohnya masa lalu dari kategori makhluk hidup yang orang-orang sebut “Mantan”, terkadang muncul tiba-tiba tanpa di undang. Padahal kita udah susah payah menata hidup baru menuju arah yang lebih baik *EEAA dan come back nya Mantan malah merusak semua nya  >.<



Malam minggu tadi aku baru aja kepo-in K-Movie satu ini. 1 Jam 47 menit rasanya otot ku kaku semua. Bahkan aku nggak inget pernah senyum selama film itu berlangsung. Mungkin 90% isinya pukul-pukulan, tusuk-tusukan, pokoknya hampir tiada darah disetiap menitnya. Akhir-akhir dahaga akan trhiller-misteri ku memang lagi meningkat. Dua bulan terakhir aku sampai libur kepo-in drama on going, eh ada sih yang aku ikutin Cheo Yong 2 karena satu-satunya horor-misteri diantara drama on going lainnya. Beneran deh lagi bosen dan jenuh sama romkom – melowdrama. Sampe dramanya om Choi Won Young dan Lee Sang Yoon aku cuekin, padahal waktu masih upcoming aku excited pisan! *kan labil*.


Mulai dari mana ya? Hmm..

Fashion King. Dari judulnya saja kita sudah bisa menebak-nebak kemana arah dari film ini. Tapi aku sendiri terkecoh karena awalnya aku fikir akan bercerita tentang persaingan antar designer memamerkan karya-karya pakaiannya. Awal muncul berita akan ada nya film ini aku sama sekali tak pernah melirik sekalipun tahu bahwa salah satu pemeran nya adalah Joo Won. Itu karena ada sebuah drama dengan judul yang sama sebelumnya berakhir dengan mengecewakan. Jadi semacam trauma?




Miracle In Cell No. 7. Jujur pertama kali aku niat menonton film ini adalah karena ada aktris favorit ku Park Shin Hye, itupun file nya aku dapat dari teman ku. Walaupun ternyata kehadirannya cukup sedikit karena memerankan Ye Seung dewasa.  Biasanya aku hanya mengikuti perkembangan K-drama,  dan jarang sekali melirik ke K-Movie. Jadi bisa dibilang cukup telat karena aku baru nonton malam minggu lalu. Dan.... sekarang aku di buat sangat menyesal karena melewatkan film ini sebelumnya. Kenapa? Karena film ini benar-benar memiliki pesan moral yang bagus di balut dengan intrik yang mengharukan. Yap, film ini bergenre melankolis, walau tidak melulu.