Welcome to my notes !

Anggiify Notes

Notes suka-suka


Gue sudah pernah bilang belom sih kalau Seven Day Queen selalu membuat gue nangis menganak sungai? *Udah gik, udah sering* Ya wes nggak apa-apa deh, gue bilang lagi. Episode 15-16 minggu ini SUMPAH GILA BANGET ROLLER COASTER FEELSNYA, sampai-sampai tengah malem pun gue masih ngebaper di timeline.

Seperti yang sudah Pdnim katakan di salah satu artikel minggu lalu kalau Yeonsan kedepannya akan semakin kejam. Raja kurang bimbingan(?) dan kasih sayang(?) ini semakin jauh dari akal sehat dan nuraninya. Demi mendapatkan apa yang ia mau (Bukti kalau Yeok berkhianat/sebagai pemimpin snail bride) Yeonsan melakukan pembantaian besar-besaran, membunuh rakyatnya sendiri yang telah menerima bantuan snail bride. Loh, salahnya mereka yang menerima bantuan apa? mereka cuma korban dari ketidak becusan Yeonsan dalam mensejahterakan negaranya. Yeonsan hanya memikirkan cara supaya kekuasaannya bertahan tanpa memperbaiki kepemimpinannya sendiri.

Gue kayaknya menjelekkan Yeonsan banget ya... hhehehehe #TeamYeok maklum. Bukan kok.. Bukan karena itu, karena memang Yeonsan lebih mengutamakan kesenangannya pribadi. Gimana bisa dia merubah desa-desa menjadi tempat perburuan? Terus penduduknya dibunuh? Gimana orang-orang nggak ingin memberontak? Tanpa adanya wasiat dari Raja Seonjong pun orang-orang pasti akan tetap membuat pemberontakan (Yaiyalaah wong di sejarahnya juga begitu, nggak pakai surat menyurat hahaha).


Bagi gue semua yang menghalangi kebahagiaan Yeok – Chaekyung = Antagonis. Ibu Suri, Menteri Park Won Jong, dan Myung Hye. Gue sudah gak bisa melihat ketulusan mereka- yang ngakunya revolusi dilakukan demi rakyat Joseon. Makin lama makin tampak kalau mereka punya niat sendiri-sendiri. Ide Myung Hye untuk mengadu domba Yeonsan-Menteri Shin- dan Menteri Im pun berbuntut panjang sampai akhirnya Seo Noh mengambil langkah mengaku sebagai pemimpin kelompok Istri Siput dan di eksekusi *CRYING A RIVER* .

Gue selalu nggak bisa memprediksi apa yang akan Writernim perbuat di tiap epsiodenya, gue gak pernah membayangkan kalau Seo Noh akan mati saat itu. Orang yang harus melihat dengan bangga saat Yeok naik tahta adalah Seo Noh! Satu-satunya karakter yang idealismenya kuat dan tulus untuk revolusi selama ini ya Seo Noh. Satu-satunya orang yang paling memahami Yeok – Chaekyung ya Seo Noh. Gue belum pernah sama sekali merasa kalau apa-apa yang Seo Noh lakukan itu gak penting atau salah. Termasuk keputusan Seo Noh untuk maju kedepan mengaku sebagai Pimpinan Istri Sipu. Kalau Yeok yang tertangkap sudah pasti semuanya gagal, kematian ayahnya dan rakyat yang nggak bersalah akan jadi sia-sia.

Selamat Jalan Seo Noh :((

Seo Noh yaaa... Pasti ada tempat yang lebih baik untuk kamu di surga sana. Terima kasih telah menjadi pendukung setia Yeok – Chaekyung bahkan kamu benar-benar membayar kebaikan mereka  dengan seluruh hidupmu. Terima kasih karena kamu begitu berbakti dan mendengar permintaan ayahmu. Terima kasih karena telah sedikit menyentuh hati Myung Hye. Terima kasih karena kamu begitu pemaaf. You were too precious to be true, please rest in peace Seo Noh~yaaa. You will be missed T.T

Kematian Seo No tentu nggak membuat Yeonsan puas karena bukan itu yang dia harapkan. Makanya dia pun memfitnah Yeok seperti yang dilakukannya di ending episode 16. Gue sudah sangat sakit kepala, sumpah clueless banget mau di koyak-koyak gimana lagi hati gue ini pak??




Minggu ini adalah minggu dimana episode drama ini semakin membuat penonton (re : gue) tiba-tiba lupa caranya bernapas.


Udah berapa lama ya sejak postingan terakhir gue? *kibas-kibas sarang laba di pojokan blog*
Gak nyangka sih unmood gue bisa berkepanjangan kaya gini, biasanya kan kalo ada apa-apa sama sebong dan desik gue gatel aja pengen curhatin di blog. Aju Nice era nya sebong kemarin tuh sebenernya sangat review-able banyak hal yang bisa gue recehin dan komenin tapi ya gitu mood nulis tiba-tiba terjun bebas entah kemana.


Gue pengen cerita sedikit tentang hubungan gue dan Jeon Wonwoo atau biasa gue manggilnya dengan panggilan sayang Wonu. Wonu adalah salah satu dari ketiga belas populasi abege rebel rasa adik-rasa anak-sesekali rasa pacar (dengan mengesampingkan kenyataan tentunya). Cerita yang pertama, belakangan gue merasa ada beberapa kesamaan antara Wonu dan adek kandung gue, tentunya bukan secara fisik. Belum terlalu lama sejak gue kenal Wonu, anaknya ternyata pendiem, cenderung tertutup, gak suka menunjukan perasaan sebenernya dan punya ekspresi wajah yang menurut gue terbilang cuek bin angkuh- disinilah letak kesamaannya dengan adek gue. Adek gue tuh kalau lagi EROR bisa gak ngobrol sama orang rumah seharian. Dia tipe yang gak begitu suka ngobrol ngalor-ngidul apalagi curhat. Bahkan gue dan nyokap sering jengkel karena kalo di tanya dia sering susah jawabnya begitu juga kalo kebanyakan ditanya jawabannya suka macem orang sewot, pokoknya pelit suara. 

Me & Jeon Wonu lokal vers

Cerita kedua adalah gue dan Wonu sama-sama hobi nonton dan baca. Sejak tau fakta bahwa doski suka baca gue penasaran tipe cowok cool macem dia bacaannya buku seperti apa. Gue sendiri menyadari kecintaan gue sama membaca dan buku sejak SD. Waktu kecil gue suka membaca apapun tulisan yang gue lihat di jalan, poster, spanduk, plang-plang di toko pokoknya tulisan-tulisan yang nempel-nempel di sembarang tempat. Sampai saat ini level bacaan gue masih sekitar karya fiksi, teenlit, novel, cerpen komik yang penuh imajinasi gitulah pokoknya. Dan gue kurang suka baca buku Mata Pelajaran, kecuali buku pake B. Indonesia :D Selama ini gue belom pernah baca buku yang ‘serius’, buku biografi pun gue baru baca 3 judul, biogrfari nya Pak Dahlan Iskan, Pak Ahmad Dahlan dan Pak Dedi Padiku. Itupun gue baca karena buku biografi mereka di racik seperti novel.
Sebenernya yang agak mainstream itu bacaan gue di awal-awal gue mulai menyadari hobi membaca gue, gue baca nya Majalah Misteri punya bokap. Dulu bokap langganan MM tiap bulan. Majalah nya sampe berkardus-kardus di rumah, miris nya gue nggak pernah di beliin majalah anak. Sekarang gue tau dari siapa gue mewarisi kecintaan gue terhadap buku :D


Sekarang ini gue mulai coba menaikan sedikit level bacaan gue. Mulai tahun lalu gue coba baca buku terjemahan, yaah masih jenis novel juga sih. Awalnya agak malesin karena bahasanya kaku dan bikin mata gue pegel tapi lama-lama agak terbiasa dan ternyata ada juga bahasa terjemahan yang luwes di baca mata gue. Awalnya gue Cuma memilih buku/novel terjemahan Jepang dan Korea, tapi kemarin gue baru aja beres namatin baca novel terjemahan barat untuk pertama kali nya.. yeeaaay! dan itu semua karena Wonuyaaaaaaa^^
 
Bulan lalu pas main-main ke sukira Wonu cerita kalo dia baru aja selesai baca buku Me Before You, dan buku itu meninggalkan kesan “sad after reading” menurutnya. Kemudian gue cari review nya di internet dan ternyata buku tersebut juga ada versi terjemahan indonesia nya, gue langsung berapi-api pengen tau buku kayak gimana sih yang di baca Wonu. Perjuangan buat dapetin MBY juga gak gampang karena gue musti ngubek-ngubek olshop dan nanya-nanya temen-temen siapa tau ada yang punya dan gue pingin pinjem. Setelah nemu di Tokopedia pun gue gak bisa langsung beli karena saat itu gue lagi dapet tugas jagain abah di Rumah Sakit.
 

Gue gak pernah ngerasa sia-sia membuang waktu gue berjam-jam bahkan berhari-hari buat sekedar baca novel, ngabisin sekian rupiah buat beli novel-novel. Koleksi gue belum banyak karena gue baru mulai membeli buku yang gue baca 2 tahun belakangan, dulu gue lebih sering pinjem dari perpus atau penyewaan atau beli ebook legal atau donlot yang ilegal lebih sering lagi :D Wonu udah membuka jalan gue untuk lebih luas lagi dalam memilih kategori bacaan, cukup surprise Wonu baca novel macem Me Before You. Kalau diliat dari sinopsis nya MBY nyaris sama seperti novel romance kebanyakan, kisah cinta dua manusia “beda kelas”. Walau intinya bukan status sosial yang jadi penghalang masa depan indah keduanya, MBY gak se- simple itu. Novel ini mengangkat tema dignitas, tema yang sentimentil dan masih kurang ‘wajar’ bahkan di negara barat. Mungkin next time gue bakal curhatin isi novel ini lebih lanjut.

Bagi orang-orang tertentu baca-baca novel dan teenlit-teenlit gitu tuh keliatanya hampir seperti gak ada faedah nya, buang waktu buat berdelulu dan pegel-pegelin mata doang. Gue juga dulu sempet mikir gitu, ngapain gue baca cerita beginian? Tapi membaca adalah kegiatan yang baik, suatu kegiatan yang baik pasti memiliki manfaat. “Buku adalah jendela dunia” katanya begitu kan? dan menurut gue itu mencakup buku apa aja sekalipun novel. Dari membaca novel dan teelint yang semacem itu gue juga sambil belajar dan nambah wawasan. Belajar gak harus di sekolah dan baca buku pelajaran aja kan? Biasanya dari novel-novel begitu gue bisa dapet pelajaran soal kehidupan, lebih ke wawasan yang humanisme, atau hal-hal sepele yang gak di bahas di sekolah tapi sebenernya bisa sangat mempengaruhi cara berpikir seseorang atau minimal bikin pembacanya ‘tersentil’ hanya lewat dialog. Lewat membaca novel gue bisa ikut ngerasain gimana sedihnya orang lain, senengnya orang lain, senang-susah-ruwetnya kehidupan orang lain seolah-olah gue tau semuanya tentang si tokoh dan menebak-nebak takdir akhirnya si tokoh akan seperti apa, jadi sensasi tersendiri yang gue nikmati. Sebuah penghiburan dan pelajaran yang di sampaikan dengan cara yang unik dan gak membosankan, itulah kenapa karya fiksi terutama novel termasuk sesuatu yang emejing menurut gue^^.

Oke udah kepanjangan juga celotehan gue di pagi ini, see u di post selanjutanya~~ hepi Monday hepi fasting... dan Get well soon Wonuyaaa.. fighting! Carats love yu Sebongs love yu :*


Gomawo juga buat readers yang bersedia nyasar ke notes receh gue *sawer serebuan sekresek* kalau kalian tau buku yang asik bisa banget rekomenin ke gue, lagi pingin nambah koleksi thriller nih ada yang bisa kasih saran?


Korean addict mana yang gak kenal sama aplikasi V Real-time Broadcasting App alias V app? Dengan aplikasi canggih ini kita bisa ber-video LIVE dengan bias di korea sana. Bisa dibilang V adalah aplikasi keramat untuk para korean addict.


Luar biasa loh suka duka nge-stan DAY6 ini! Kalau gue kurang-kurang kuat hati, bisa jadi gue udah kena depresi *Lebay banget emang hidup gue*



Seperti kata bukunya ibu Kartini, kalau “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Finally fase suram fangirlingan gue mulai mendapat secercah harapan.

/sungguh anak ini lebay sekali yah/

Akhir-akhir ini gue semakin fokus memperhatikan tumbuh kembang anak gue. Dia belum lama ini ulang tahun ke 20, usia dimana menuju dewasa dan udah boleh punya pacar (menurut gue). Tapi saat ini dia sedang sibuk menimba ilmu sekaligus terikat kontrak pekerjaan dengan sebuah perusahaan yang membuat dia super sibuk dan nggak sempet cari pacar atau bahkan ngajak momy nya ini jalan-jalan. Ehem.. *ngelap airmata*



Judulnya udah FTV banget nggak tuh?

Beberapa minggu lalu si Neby sempet terserang demam pancaroba gitu. Kalau ibarat manusia mungkin Neby flu gara-gara keseringan main. Saat itu gue lagi Blog Walking-an, kebetulan blog yang lagi gue jelajah itu blog nya Mbak Della, artikelnya OST Drama Ciprat- ciprat cinta. Pas gue buka beranda blog Mbak Dell muncul iklan pop up game poker yang kedip-kedip “Setdah.. mbak Dell pasang ginian nih?” batin gue. Tanpa menaruh rasa curiga apapun gue meneruskan BW-an. Ternyata si iklan poker itu muncul juga di blog-blog yang lain, tapi gue masih nggak curiga “Mungkin game ini lagi musim di pasang di blog” batin gue yang kedua kalinya. Gue baru ngeh kalau ada yang nggak beres saat gue buka blog gue sendiri, itu si iklan poker nangkring juga menutupi 50 % beranda gue malah. Gue coba klik satu judul artikel di blog gue tapi kok malah mengarah ke new tab yang ngaco. Gue coba buka artikel di blog orang juga sama kayak gitu malah mengarah ke website yang nggak jelas. Kemudian gue coba close firefox nya dan open lagi, masalah kedua muncul Home Page firefox gue sebelumnya adalah Google tapi kok sekarang malah Mystartsearch? Search engine yang bahkan gue nggak pernah denger sebelumnya. Gue coba balikin lagi supaya Google jadi home page, tapi tetep nggak ada perubahan.
Tampilan home page gue yang berubah jadi Mystarstsearch




Ada hikmah dibalik tunda tayangnya CITT. Walaupun gue masih ada rasa nggak ikhlasnya gitulah. Jadi pelarian apa yang gue lakuin? Jujur niyee sebelumnya gue nggak nonton drama ongoing lain, nonton sih Moorim School tapi masih stuck di episode 4 soalnya kok nggak rela gitu Chi Ang – Shi Woo cepet banget sayang-sayangannya *Penonton loba kahayang* . Maka One More Happy Ending dan Signal yang selama ini gue timbun sebagai harta karun pun terpaksa gue bongkar untuk di maratonin. 



Meskipun ceritanya masih lumayan jalan ditempat nyatanya euphoria gue terhadap drama ini sulit sekali untuk surut. Di balik perasaan cinta gue yang teramat untuk drama ini sejujurnya gue memendam kesal juga. Kesal kenapa semuanya berjalan begitu lambat antara Jung – Seol, Jung – In Ho, Seol – In Ho, bahkan Bo Ra- Eun Taek.


Rasanya udah cukup lama gue nggak menemukan drama korea yang ‘menggelitik’ perasaan. Bukan cuma karena diisi aktor-aktris favorit gue tapi karena drama tersebut tanpa sadar membawa gue pada sebuah pemikiran baru. Seinget gue terakhir gue merasakan perasaan itu adalah saat gue nonton Pinnochio. Sebagai orang awam gue sama seperti ‘pemirsa’ yang diceritakan disana, begitu percaya dengan segala hal yang di wartakan seorang reporter di tv. Tanpa pernah kepikiran kalau sebenarnya ada reporter yang suka mendramatisir suatu kejadian atau bahkan mengalihkan perhatian publik dalam artian negatif.



Holaaaa Lohaaa...

Aku muncul lagi setelah sekian lama gak ngobrak-ngabrik blog paling ecek-ecek ini. Abis gak pernah punya ide bagus mau nge post apa. Duh, cetek banget ya otak gue  -_- ) . Selain karena minim ide, emang susah juga karena sempet minim sarana prasarana alias gak ada kuota modemnya. Idiiiih ketahuan kan bokek. 

- Ah lagian gak ngaruh lo mau ngepost ato nggak...
- Hahhaahaa emang bener. Harga sembako tetep aja mahal ^.^

But, today aku mau nyoba menanggalkan kehampaan blog ini sedikit. Sediiiiikiiiiit doang gak bisa banyak-banyak nggak ada bahan sih . *Yaelaaaah...