Welcome to my notes !

Anggiify Notes

Notes suka-suka

Aku & Wonu, Me Before You (Part 2 : Review)

By 05.39.00 , , , ,



Seperti yang sudah gue curhatin sebelumnya kalau gue akhirnya berhasil menyelesaikan ‘misi’ membaca novel terjemahan barat untuk pertama kalinya. Dipicu oleh rasa penasaran gue terhadap buku seperti apa yang di baca Wonu, gue akhirnya berhasil menyelesaikan Me Before You yang tebal nya 655 halaman itu dalam seminggu.


“Ngomong-ngomong kenapa buku nya tebel banget? emang nyeritain apaan aja?” gue bertanya pada diri gue sendiri setelah melihat review nya dari internet. Bahkan ketika bukunya sudah gue pegang gue ragu apa gue bisa menyelesaikan novel terjemahan setebal itu, Prolog nya pun kurang menggunggah gue. Tapi begitu masuk chapter 1 senyum gue tiba-tiba aja mengembang, yaaps gue menemukan titik enjoy dalam bahasa penulisan novel yang di terjemahkan oleh mbak Tanti Lesmana ini.
 
 Judul Buku: Me Before You
Pengarang: Jojo Moyes
Penerjemah : Tanti Lesmana 
Tebal: 656 hlm; 20 cm
Cetakan: 1, Mei 2013
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Gue pernah spoiler disini kalau MBY adalah novel romance yang gak simple, dengan berani nya Jojo Moyes ‘menyentil’ soal Dignitas disini. Jika mungkin masih ada yang merasa asing dengan kata ‘Dignitas’ gue akan jelaskan sedikit. Dignitas adalah organisasi yang didirikan oleh seorang pengacara Swiss, Ludwig A. Minelli (1988) untuk membantu orang-orang yang ingin mengakhiri hidupnya (karena sakit yang tidak bisa disembuhkan) secara prematur, atau bahasa kasarnya membantu orang-orang untuk bunuh diri. Degan bantuan medis, dilakukan oleh dokter-dokter dan suster.

Hmm.. gimana sudah berasa ngeri-ngeri nya belum dengan Cuma mendengar kata dignitas?

Siapa yang bisa menebak nasib seseorang? Will Traynor adalah pemuda berusia 33 tahun seorang pembisnis sukses, sangat mencintai pekerjaannya, dan suka bertualang. Kini harus menerima kenyataan bahwa hidupnya berubah drastis karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Will menjadi lumpuh dan terkungkung di kursi roda karena cidera tulang belakang quadriplegia C5/6. Nyaris seluruh tubuh Will kecuali kepala dan sebelah lengan lumpuh. Tidak bisa makan, minum, menggaruk anggota badan yang gatal, berganti pakaian, apalagi membersihkan kotoran sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Selain itu pertahan tubuh Will juga lemah, rentan terhadap suhu dan mudah terkena virus bahkan batuk aja bisa menjadi masalah yang sangat besar untuk Will. Dua tahun Will bersabar dan bertahan hingga akhirnya ia memutuskan pergi ke Dignitas. Keputusan Will tentu saja mengguncang perasaan ibunya, Camillia Traynor walau nyonya besar itu memang gak pernah menunjukkan perasaan nya yang sebenarnya.

Louisa Clark atau Lou biasa dia disapa adalah gadis 27 tahun yang nyentrik dan ceria tiba-tiba harus jadi pengangguran karena toko tempat dia bekerja tiba-tiba tutup. Lou mencari pekerjaan baru melalui Busa Tenaga Kerja yang pada akhirnya membawa nya masuk ke dalam rumah keluarga Traynor, Lou bekerja menjadi assisten perawat untuk Will.



Will sudah punya seorang perawat laki-laki yang mengurusi segala keperluan pribadinya, Nathan. Ibu mana yang bersedia menggiring anaknya pergi ke Dignitas? Tapi Camillia tidak bisa berbuat apa-apa karena Will sangat keras kepala. Will sempat melakukan percobaan bunuh diri berkali-kali dengan cara yang mengerikan, salah satunya menggosok-gosokan pergelangan tangannya pada paku yang mencuat di tembok. Dan Will memberikan waktu selama enam bulan kepada orang tua nya, “kesempatan bersama Will”. Sebenarnya alasan Camillia mempekerjakan Lou adalah agar Lou bisa mengawasi dan menjadi ‘teman ngobrol’ Will.

Menurut Lou, Will terlampau sinis, ketus dan pesimis terhadap hidupnya. Karena Will sangat menyebalkan Lou tidak mau ambil pusing dan mencoba bekerja sebatas profesionalitas saja. Tapi Louisa Clark gak bisa cuek bebek saja setelah dia tau apa alasannya dipekerjakan disana, kenapa ia sama sekali gak boleh jauh-jauh dari Will, gak boleh lama-lama meninggalkan Will sendirian. Lou bertekad ingin mengubah keputusan Will, mengajak Will memelihat dunia luar lagi, menemukan hasrat untuk tetap hidup dan menerima kehidupannya yang baru ini.
 
spoiler
 

Sebenarnya Will tidak semenyedihkan itu. Dibalik kecacatan fisiknya cara berpikir dan jiwa Will masih lah sama, melihat banyak sekali potensi yang terkubur di dalam diri Lou terang-terangan Will mencoba ‘mengarahkan’ nya. Lou awalnya sebal karena Will sangat bossy menyuruhnya ini itu, baca buku ini itu, menonton film ini itu bahkan Lou setiap pagi di tes soal kejadian apa yang tercetak di koran.

See? Sampai sini sudah kebayangkan gimana manis nya hari-hari mereka berdua?
 
Spoiler. Sweet kan kan kan...
Louisa menyadari betapa ia sangat menyukai Will, bukan sekedar karena tuntutan pekerjaan apalagi karena iba. Yang bikin gue sangaaaat suka Lou, selain pantang menyerah, orang nya postif, dia juga paham sama kemauan hatinya, gak ragu-ragu. Dan Will.. tentu dia adalah calon pendamping yang sempurna baik sebelum atau sesudah cacat sekalipun. Betapa gue pengen akhir yang bahagia buat Lou & Will di setiap lembar halaman yang gue baca.

Tapi Me Before You bukan sekedar tentang kisah cinta Lou & Will. Buku ini mengajak kita berpikir jauh bagaiaman cara kita sebenarnya dalam memandang hidup? Gue pun punya perasaan kesal sama Will bagaimana bisa dia berpikiran ingin menjemput kematiannya? Apa gak memikirkan perasaan keluarganya terutama ibunya? Tapi coba jika kita melihat semua dari sudut pandang Will. Bayangkan gimana susah dan menderitanya menjalani hidup yang sepenuhnya bahkan seumur hidup mesti bergantung pada orang lain.


Dignitas dan bagaimana cara seseorang memandang kehidupannya. Bukankah dalam hidup Hak Asasi Manusia adalah hal yang paling dituntut? Jika seseorang memiliki hak untuk mempertahankan hidupnya bukankah seseorang juga memiliki hak untuk mati? Di inggris, negara tempat Lou & Will tinggal dignitas masih menjadi hal yang sangat sentimentil. Menurut gue sampai kapanpun dignitas gak akan dikatakan ‘sesuai moral’. Agama manapun tentu gak mengajarkan bunuh diri itu baik. Dalam islam dignitas tentu haram.

Terlepas dari apapun keputusan yang Will ambil menurut gue Me Before You punya kisah yang cantik. Patut di baca! Patut di rekomdasikan! Entah gue yang cengeng atau memang efek setelah membaca nya yang dahsyat gue sampe ber-waaah waaaah sendiri. Apalagi kalau gue inget Wonu baca ini juga! Dalam buku ini kita tidak hanya di ajak melihat segala  hal melalui sudut pandang Lou tapi juga di sisipkan sudut pandang tokoh lain di beberapa chapter. Sehingga kita seolah-olah bisa merasakan apa yang ada dirasakan oleh orang-orang disekitar Lou dan Will. Gue paling suka sudut pandang nya Nathan. Sayangnya sama sekali gak ada sudut pandang Will karena gue sangat penasaran apa yang sebenarnya ada di pikiran Will, pendapatnya tentang Lou, Nathan, tentang ibunya, ayahnya dan tentang kondisinya sendiri. Aaah tapi bisa jadi bakalan seediiiih banget kalau sampai sudut pandang Will benar-benar ada. Dilema gue yang gak penting, hhaha.
 
Louisa said

Saat ini Me Before You ssudah di film-kan dan sudah mulai tayang di negaranya, entah sudah masuk bioskop Indonesia atau belum. Gue excited banget gaeessss~ trailer nya bikin baper sumpah! Semua adegan di trailer sama persis seperti yang tertulis di buku daaan yang paling mengejutkan gue adalah sosok nyata Louisa Clark! Cara berpakaiannya lebih mainstream dari apa yang gue imajinasikan, gue bahkan sudah merasakan gimana warna yang Lou salurkan untuk Will Cuma lewat potongan adegan di trailer!
Poster Movie

Oke deh, segitu aja ((segitu aja)) ripiu abal-abal gue. Semoga bisa mengusik jiwa dan batiniah kalian yang belum baca MBY buat cepeeetaaaaan baca^^

[pict gue dapet dari twitter jadi kurang jelas siapa empunya.. jadi credit nya fulan bin fulan aja deh :D]

You Might Also Like

10 komentar

  1. Ah iya, bagus nih kayaknya. Aku belum lanjut lagi, Nggi.. Mian.. (-_-")

    BalasHapus
    Balasan
    1. lah ngapa mian-mianan ? -,-"
      bhahaa

      Hapus
    2. film Me Before You ini beberapa kali lewat di cinema belom pernah tergerak buat nonton, begirtu juga saat liat di situs nonton oline gak pernah pengen nonton ,n done! setelah hampir 2 bln liat di situs online movie ahkirnya pengen nonton and.... pagi jM 5 nonton Sebelum ngampus di endingnya nangis bombay gak kuat nahannya , oh will , oh lou pulang kuliah sore jam 6 nonton lagi and nangis lagi seperti baru kehilangan orang tersayang . intinya baik novel or filmnya #Recomended

      Hapus
    3. Selesai baca novel nya sakit hatiku smp berhari-hari mba :((
      Eh selesai nonton nya pun sama *cemen hatinya*

      Hapus
  2. penasaran....sumpah jadi pengen baca atau nonton filmnya. Cek langsung

    BalasHapus
  3. aku juga otw baca novelnya nggi~ download dari internet hehehe. baru tau ternyata bakalan difilmkan *_*

    BalasHapus
    Balasan
    1. wiiih.. wonu effect juga kah kak?
      film nya aku udh nonton..lumayan gak beda2 bgt sama novel nya (menurutku)

      :D

      Hapus
  4. I have a disability ka, gw tau ini bakalan sedih. Dan sengaja ga gw tonton tuh film. Sengaja jg gw nonton di 2019. Karena gw ngerasa ini film ga bakalan se sedih dulu yg gw dengerin, liat spoilernya... tapi gw nonton nangis jg kemarin bgt, ah... yg will rasain emng bener bgt gw rasain ka. But i'm here strill trying to survive... no matter how bad is that... kaka tulisannya bagus bgt bawainnya. Thank u ka...

    BalasHapus
  5. Klo kaka baca ini pliss reply di dika6255@gmail.com ad yg mau gw omongin

    BalasHapus

Bagaimanapun kronologisnya kalian bisa sampai di Notes gue ini, entah sengaja karena suka tulisan gue atau karena nyasar semata, pokoknya terima kasih karena sudah mau berkunjung dan berkomentar ^^